Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Jawa Barat, Berli Hamdani, menegaskan pentingnya fokus untuk mencegah lahirnya anak-anak yang mengalami stunting di provinsi Jawa Barat. Stunting adalah kondisi di mana anak mengalami pertumbuhan yang terhambat akibat kekurangan gizi kronis pada masa pertumbuhan awal.
Menurut Berli Hamdani, Jawa Barat memiliki angka stunting yang masih cukup tinggi, yaitu sekitar 28,2% dari total jumlah anak di provinsi tersebut. Hal ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah, karena stunting dapat berdampak buruk pada perkembangan fisik dan mental anak, serta dapat berpengaruh pada produktivitas dan kualitas sumber daya manusia di masa depan.
Untuk itu, Kadinkes Jawa Barat telah menetapkan berbagai program dan kebijakan untuk mencegah lahirnya anak stunting baru di provinsi tersebut. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan memberikan pendampingan dan edukasi kepada ibu hamil tentang pentingnya gizi seimbang selama kehamilan, serta memberikan akses yang lebih mudah terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Selain itu, pemerintah daerah juga melakukan kampanye tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif pada bayi selama enam bulan pertama kehidupan, serta memberikan suplemen gizi kepada balita yang mengalami kekurangan gizi. Dengan berbagai upaya ini diharapkan dapat menurunkan angka stunting di Jawa Barat secara signifikan.
Kadinkes Jawa Barat juga mengajak seluruh pihak, mulai dari masyarakat, lembaga pemerintah, hingga sektor swasta, untuk bersama-sama berperan aktif dalam mencegah lahirnya anak stunting baru di provinsi Jawa Barat. Dengan kerjasama yang baik dan kesadaran yang tinggi tentang pentingnya gizi bagi pertumbuhan anak, diharapkan angka stunting di Jawa Barat dapat terus menurun hingga mencapai target yang diinginkan.