IDAI: Pertusis di Indonesia banyak yang tidak terdata

IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) mengungkapkan bahwa kasus pertusis di Indonesia banyak yang tidak terdata. Pertusis, atau yang biasa dikenal sebagai batuk rejan, merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis.

Menurut IDAI, pertusis seringkali tidak terdiagnosis dengan baik karena gejalanya seringkali mirip dengan batuk biasa. Namun, jika tidak diobati dengan tepat, pertusis dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama pada anak-anak kecil dan bayi.

Dokter anak dari IDAI, dr. Andini F. Diantini, Sp.A(K), mengatakan bahwa penanganan pertusis harus dilakukan dengan cepat dan tepat. “Pertusis dapat menyebabkan komplikasi seperti pneumonia, kejang, atau bahkan kematian jika tidak ditangani dengan baik,” ujar dr. Andini.

IDAI juga mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap kasus pertusis. Orangtua diharapkan untuk segera membawa anak-anak mereka ke dokter jika mengalami gejala batuk yang tidak kunjung sembuh, terutama jika disertai dengan kejang atau kesulitan bernapas.

Selain itu, IDAI juga mendorong pemerintah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya vaksinasi sebagai upaya pencegahan pertusis. Vaksin DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus) sudah tersedia dan disarankan untuk diberikan kepada anak-anak sejak usia dini.

Dengan upaya bersama antara pemerintah, dokter, dan masyarakat, diharapkan kasus pertusis di Indonesia dapat terdeteksi dan ditangani dengan lebih baik. Kesehatan anak merupakan tanggung jawab bersama, dan tidak ada yang lebih berharga daripada melindungi generasi masa depan dari penyakit yang dapat dicegah.