Studi terbaru telah mengungkapkan bahwa individu yang menderita Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) cenderung lebih rentan untuk berperilaku berisiko. ADHD adalah gangguan neurobiologis yang umum terjadi pada anak-anak, namun dapat juga berlanjut hingga dewasa.
Penelitian yang dilakukan oleh para ahli di bidang psikologi dan psikiatri ini menunjukkan bahwa individu dengan ADHD memiliki kecenderungan untuk melakukan perilaku berisiko seperti konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang, serta berperilaku impulsif dan agresif.
Dr. Ahmad, seorang psikiater yang terlibat dalam penelitian ini, mengatakan bahwa hal ini disebabkan oleh gangguan pada fungsi eksekutif otak yang mengatur kontrol impuls dan perencanaan perilaku. Individu dengan ADHD cenderung memiliki masalah dalam mengendalikan emosi dan perilaku mereka, sehingga rentan melakukan hal-hal yang berisiko.
Penemuan ini memiliki implikasi penting dalam penanganan individu dengan ADHD. Para ahli merekomendasikan untuk memberikan pendekatan yang holistik dalam penanganan gangguan ini, termasuk terapi perilaku, terapi obat, serta dukungan sosial dan pendidikan.
Selain itu, para orangtua dan guru juga perlu memahami kondisi ADHD dan memberikan dukungan yang tepat kepada individu yang menderita gangguan ini. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang ADHD, diharapkan individu yang terkena gangguan ini dapat mendapatkan penanganan yang lebih efektif dan dapat mengurangi risiko perilaku berisiko yang dapat membahayakan diri mereka sendiri maupun orang lain.